Pembangunan Desa Berkelanjutan: Sebuah Pelajaran dari Pendiri Kampung Kreatif Dago Pojok #PemudaMendesa [oleh Rika Mayasari Harahap untuk Anti-Corruption Youth Camp 2017]

sumber foto : infobdg.com










Kemarin adalah hari yang sangat berkesan bagi saya. Berkunjung dan berkesenian di Kampung Wisata Dago Pojok, Bandung, salah satu rangkaian acara dari "Anti-Corruption Youth Camp" yang sedang saya ikuti saat ini. Sebagai peminat seni, saya cukup terkesan sesaat sejak mulai memasuki gang kampung wisata ini. Corak berwarna-warni dari mural langsung menarik perhatian mata, begitu pula dengan lukisan-lukisan yang digantung di dinding rumah warga. Keindahannya yang instagramable membuat kita ingin segera mengabadikan gambar. Tak melulu tentang visual yang menarik, Kampung Wisata Dago Pojok ini juga menyediakan workshop seni untuk para pengunjung yang ingin mengasah kreativitas. Saya sendiri mengikuti workshop lukis wayang, sablon kaos, dan kolase.

Malamnya, saya menikmati pertunjukan wayang golek yang dipentaskan di sebuah lapangan kecil di tengah perumahan warga. Di sela-sela pertunjukan yang menghibur dan mengundang gelak tawa, pikiran saya sesekali melayang ke kampung halaman sendiri di Sumatera Utara serta desa-desa di Indonesia secara keseluruhan. Saya berandai-andai, mungkin akan hebat sekali kalau desa-desa di Indonesia bisa seperti Kampung Kreatif Dago Pojok, mengenal potensi-potensi terbaik desanya dan melibatkan warga dalam proses memujudkannya. Hal ini sangat memungkinkan sekali, terlebih-lebih desa di Indonesia telah disokong oleh pemerintah dengan dana desa berjumlah kurang lebih 800 juta rupiah per tahun.

Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak perangkat desa yang tidak mampu untuk mengelola dana desa. Projek ini itu diciptakan supaya anggaran dana desa terlihat dipergunakan. Parahnya lagi, banyak pula perangkat desa yang melakukan penyelewengan terhadap dana desa. Untuk empat bulan terakhir saja, Kementerian Desa telah menerima 11.000 aduan terkait penggunaan dana desa, dan sebanyak 300 telah dibawa ke ranah hukum. Tanpa perencenaan dan pengelolaan dana yang bijak oleh aparat desa serta pengawasan yang kurang dari pihak pemerintah, maka uang sejumlah triliunan rupiah tersebut akan terbuang sia-sia. Belum lagi, urusan administrasi desa yang mungkin akan tersendat apabilah aparat desa terjerat kasus korupsi.


sumber foto : dok. pribadi






Dalam kesempatan bertemu dan berbincang dengan Bapak Rahmat Jabaril, pendiri Kampung Kreatif Dago Pojok, beliau berbagi tentang konsep pembangunan desa berkelanjutan. Pak Rahmat menjelaskan bahwa pembangunan desa sering gagal karena hanya berfokus pada projek semata yang bersifat short term, padahal yang paling utama itu adalah terlebih dahulu melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap warganya. Sehingga ada kesadaran, ketahanan sosial ekonomi, dan keterlibatan dari warga. "Uang jangan sampai menjadi tujuan ketika melakukan pembangunan desa, karena uang harusnya menjadi alat strategi pembagunan desa. Tapi fokuslah pada gerakan pemberdayaan warganya", ungkap beliau.

Ada beberapa hal yang penting diperhatikan untuk membangun gerakan seperti kampung kreatif ini, yakni dimensi ruang waktu perkampungan, diskursus, dan fenomena sosial di kampung tersebut. 

Bagaimana Pemuda Bisa Terlibat Membangun Desa? 

Selama ini desa atau kampung selalu identik dengan keterbatasan. Peluang dan kesempatan, khususnya untuk pendidikan dan pekerjaan, lebih banyak di kota. Tak heran jika banyak orang memilih untuk pindah ke kota, khususnya pemuda. Ada yang pulang kembali, namun ada pula yang memilih menetap di kota. Pemuda adalah aset penting desa, yang ketika diberdayakan bisa membawa banyak perubahan di desa tersebut. 

Sayangnya, banyak pemuda yang tidak paham bagaimana pemuda bisa terlibat membangun desa. Karena itu lah, seperti kata Pak Rahmat mengapa pendidikan bagi warga terlebih dahulu itu penting saat ingin membangun desa. Dengan memberikan kesadaran, pemahaman dan dilibatkan tentunya, pemuda akan paham bagaimana melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemudaan di organisasi desa misalnya. Bersikap kritis dan mengkawal penggunaan dana desa di daerahnya, atau menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif dan kreatif.

#ACYC2017
#INTEGRITY

Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/22/11371481/mendes-pastikan-dana-desa-akan-diawasi-lebih-ketat

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.